Sabtu, 26 Mei 2012

Adakah yang abadi ? 



Bisakah engkau melanjutkan kata-kata itu??

Ini hanya sepenggal kisahku yang ingin kubagi denganmu...

 Hari ini genap 18 tahun usiaku. Usia yang boleh dikatakan fase menjadi dewasa. Banyak peristiwa yang telah aku alami, baik suka maupun duka. Entah mengapa aku ingin menceritakan kisahku ini semoga saja kalian tidak mengalami hal yang serupa denganku.
Waktu itu bulan Ramadhan. Aku beserta keluargaku biasa melakukan ritual buka puasa bersama, sholat tarawih bersama, hingga sahur  bersama. Ketika sore hari saat aku dan ibu mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa ayah pulang.
"Assalamualaikum..."  ayah memberi salam.
" Waalaikumsalam yah.. waaaah ayah bawa apa itu? " tanya ibu.
"Ini.. ayah bawakan melon untuk dijadikan sup buah bu."
"terimakasih yah.. ayah selalu ingat apa yang kita butuhkan "

Itulah percakapan ayah dan ibuku sewaktu ayah pulang. Aku masih merapihkan meja makan, lalu adzan pun berkumandang..
" Allahu Akbar.. Allahu Akbar..."
" Ayo, mari kita berbuka." kata ayah.
 Kami pun dengan semangat mengambil kursi masing-masing. Aku, ayah, ibu, dan adikku yang perempuan duduk dengan manis menyantap hidangan berbuka dengan hikmatnya. Disela-sela waktu berbuka, telepon rumahku berdering.
"kring.. kriingg"
Lalu aku lekas mengangkat telefon itu, rupanya telefon itu datang dari saudaraku yang ingin berbicara dengan ayah. Ayah segera mengambil alih telepon yang aku genggam.Terdengar nada bicara ayah berubah dari nada yang riang menjadi sedih.
" ada apa yah?" sahutku.
" nggak apa-apa.. hanya ada kabar buruk "
" kabar buruk apa yah? " tanya ibu
" adik ipar ayah meninggal dunia padahal umurnya masih setengah dari umur ayah saat ini "
"Innalillahi.. "
"yah.. yang namanya umur kan ditangan Allah. Tidak ada yang dapat memastikan kita "dipanggil" saat usia berapa kan " kata ibu.
"Iya-iya ayah tahu.. hmmm apabila ayah meninggal dunia lebih dulu kalian harus kuat ya. Kalian anak-anak ayah yang paling ayayh sayangi harus jadi orang yang berguna ya.."
"ah ayah jangan bilang seperti itu ." sahutku
" Loh benar kan apa yang ayah katakan? Kalian harus menjaga ibu ya."

Itulah percakapan yang terakhir aku ingat sekaligus pesan terakhir sebelum meninggalnya ayah.

Ayah meninggal sehari sesudah percakapan di meja makan itu terjadi. Sungguh tak dapat ku gambarkan betapa sedihnya hatiku mengetahui ayah telah tiada saat keesokan harinya aku membangunkan ayah untuk makan sahur tapi ternyata ayah sudah tidak bernafas lagi.
Aku tidak dapat membendung rasa sakit atas kehilangan sosok ayah yang selama ini selalu aku kagumi, selalu aku banggakan di depan teman-teman sekolahku.
Kulihat ke arah ibu, isakan tangis membuat pucat wajahnya yang kurus hampir keriput. Kupeluk kedua harta yang masih kupunya dengan hangat. Ku bacakan Al-Quran mengiri langkah ayah menuju Yang Maha Kuasa. Ku panjatkan doa beribu-ribu kali kepadaNya agar ayah dapat tenang disisiNya...

Inilah sepenggal kisahku yang ingin kubagi denganmu..
Semua yang ada di dunia ini hanya sementara. Semua tak ada yang abadi. Janganlah kita luput dengan kesenangan-kesenangan duniawi yang menyebabkan kita lalai akan tujuan kita yang sebenarnya.. yaitu bertemu dengan Sang Pencipta..


Salamku untuk ayah ... <3